Sabtu, 21 Oktober 2017
Sabtu, 24 Juni 2017
Leadership - Telling, Selling, Participating, Delegating
1. Kepemimpinan Situasional: Menceritakan
Menceritakan adalah tingkat terendah gaya kepemimpinan. Karyawan baru memerlukan instruksi langsung, jadi ini disebut "Menceritakan" atau "Mengarahkan" Pengikutnya ditandai oleh rendahnya kompetensi dan komitmen tinggi, namun tidak mampu mematuhi, dengan kemungkinan perasaan tidak aman. Pemimpin harus sangat fokus pada tugas, bukan hubungan dengan karyawan, karena sebuah hubungan belum ada.
Bila seorang karyawan tidak dapat melakukan pekerjaan karena mereka tidak dapat diketahui, pemimpin harus meluangkan lebih banyak waktu untuk bekerja dengan karyawan tersebut, menawarkan instruksi yang jelas dan tindak lanjut yang teratur. Pemimpin harus memberi semangat dan motivasi, menawarkan pujian atas hasil positif dan koreksi kurang dari hasil positif. Idenya adalah memotivasi pengikut untuk naik ke tingkat kemampuan selanjutnya.
2. Kepemimpinan Situasional: Menjual
Menjual alamat pengikut yang telah mengembangkan beberapa kompetensi dengan komitmen yang lebih baik. Pengikut belum yakin, tapi terbuka untuk menjadi kooperatif dan termotivasi. Pemimpin harus tetap fokus pada tugas dan ini masih membutuhkan banyak waktu dari pemimpin, tapi fokus sekarang juga mencakup pengembangan hubungan dengan karyawan. Bangunlah kepercayaan yang sudah mulai berkembang dan dorongan yang telah ditunjukkan.
Pemimpin harus meluangkan lebih banyak waktu untuk mendengarkan dan menawarkan saran, menjadwalkan pengikut untuk pelatihan tambahan jika situasinya memerlukannya. Fokusnya adalah melibatkan follower sehingga bisa berkembang ke level berikutnya. Ada yang kurang "bercerita" dan lebih "menyarankan" yang memberi dorongan lebih, bertindak sebagai pelatih. Hal ini ditunjukkan sebagai pengakuan bahwa mereka telah berkembang dan hal itu memotivasi mereka untuk maju lebih jauh lagi.
3. Kepemimpinan Situasional: Berpartisipasi
Berpartisipasi menangani pengikut yang sekarang kompeten di tempat kerja, namun tetap agak tidak konsisten dan belum berkomitmen penuh. Pengikut mungkin tidak kooperatif atau melakukan pekerjaan sesedikit mungkin, terlepas dari kompetensi mereka dalam tugasnya. Pemimpin harus berpartisipasi dan mendukung pengikut, mendidik, mendukung dan mendidik kembali.
Pemimpin tidak lagi perlu memberikan instruksi terperinci dan menindaklanjuti sesering mungkin, namun perlu terus bekerja dengan pengikut untuk memastikan pekerjaan dilakukan pada tingkat yang dibutuhkan. Pengikutnya sekarang sangat kompeten, namun belum yakin dengan kemampuannya atau tidak berkomitmen penuh untuk melakukan yang terbaik dan unggul. Pemimpin sekarang harus lebih fokus pada tugas yang ditugaskan dan lebih pada hubungan antara pengikut, pemimpin, tim, dan kelompok.
4. Kepemimpinan Situasional: Mendelegasikan
Mendelegasikan adalah tujuan akhir yang paling akhir. Seorang pengikut yang merasa cukup berdaya dan kompeten untuk mengambil bola dan menjalankannya dengan sedikit pengawasan. Pengikut menjadi sangat kompeten, memiliki komitmen tinggi, termotivasi, dan berdaya.
Pemimpin sekarang dapat mendelegasikan tugas kepada pengikut dan mengamati dengan sedikit tindak lanjut, mengetahui bahwa hasil yang dapat diterima atau bahkan sangat baik akan tercapai. Ada fokus rendah pada tugas dan fokus rendah pada hubungan. Tidak perlu memuji pengikut pada setiap tugas, meski terus memuji kinerja yang luar biasa harus diberikan. Kita semua suka dipuji karena pekerjaan dilakukan dengan sangat baik, itu membuat kita merasa baik dan itu motivasional.
sumber : http://www.coconutshark.com/coconut-shark-blogs/leadership-telling-selling-participating-delegating.
Menceritakan adalah tingkat terendah gaya kepemimpinan. Karyawan baru memerlukan instruksi langsung, jadi ini disebut "Menceritakan" atau "Mengarahkan" Pengikutnya ditandai oleh rendahnya kompetensi dan komitmen tinggi, namun tidak mampu mematuhi, dengan kemungkinan perasaan tidak aman. Pemimpin harus sangat fokus pada tugas, bukan hubungan dengan karyawan, karena sebuah hubungan belum ada.
Bila seorang karyawan tidak dapat melakukan pekerjaan karena mereka tidak dapat diketahui, pemimpin harus meluangkan lebih banyak waktu untuk bekerja dengan karyawan tersebut, menawarkan instruksi yang jelas dan tindak lanjut yang teratur. Pemimpin harus memberi semangat dan motivasi, menawarkan pujian atas hasil positif dan koreksi kurang dari hasil positif. Idenya adalah memotivasi pengikut untuk naik ke tingkat kemampuan selanjutnya.
2. Kepemimpinan Situasional: Menjual
Menjual alamat pengikut yang telah mengembangkan beberapa kompetensi dengan komitmen yang lebih baik. Pengikut belum yakin, tapi terbuka untuk menjadi kooperatif dan termotivasi. Pemimpin harus tetap fokus pada tugas dan ini masih membutuhkan banyak waktu dari pemimpin, tapi fokus sekarang juga mencakup pengembangan hubungan dengan karyawan. Bangunlah kepercayaan yang sudah mulai berkembang dan dorongan yang telah ditunjukkan.
Pemimpin harus meluangkan lebih banyak waktu untuk mendengarkan dan menawarkan saran, menjadwalkan pengikut untuk pelatihan tambahan jika situasinya memerlukannya. Fokusnya adalah melibatkan follower sehingga bisa berkembang ke level berikutnya. Ada yang kurang "bercerita" dan lebih "menyarankan" yang memberi dorongan lebih, bertindak sebagai pelatih. Hal ini ditunjukkan sebagai pengakuan bahwa mereka telah berkembang dan hal itu memotivasi mereka untuk maju lebih jauh lagi.
3. Kepemimpinan Situasional: Berpartisipasi
Berpartisipasi menangani pengikut yang sekarang kompeten di tempat kerja, namun tetap agak tidak konsisten dan belum berkomitmen penuh. Pengikut mungkin tidak kooperatif atau melakukan pekerjaan sesedikit mungkin, terlepas dari kompetensi mereka dalam tugasnya. Pemimpin harus berpartisipasi dan mendukung pengikut, mendidik, mendukung dan mendidik kembali.
Pemimpin tidak lagi perlu memberikan instruksi terperinci dan menindaklanjuti sesering mungkin, namun perlu terus bekerja dengan pengikut untuk memastikan pekerjaan dilakukan pada tingkat yang dibutuhkan. Pengikutnya sekarang sangat kompeten, namun belum yakin dengan kemampuannya atau tidak berkomitmen penuh untuk melakukan yang terbaik dan unggul. Pemimpin sekarang harus lebih fokus pada tugas yang ditugaskan dan lebih pada hubungan antara pengikut, pemimpin, tim, dan kelompok.
4. Kepemimpinan Situasional: Mendelegasikan
Mendelegasikan adalah tujuan akhir yang paling akhir. Seorang pengikut yang merasa cukup berdaya dan kompeten untuk mengambil bola dan menjalankannya dengan sedikit pengawasan. Pengikut menjadi sangat kompeten, memiliki komitmen tinggi, termotivasi, dan berdaya.
Pemimpin sekarang dapat mendelegasikan tugas kepada pengikut dan mengamati dengan sedikit tindak lanjut, mengetahui bahwa hasil yang dapat diterima atau bahkan sangat baik akan tercapai. Ada fokus rendah pada tugas dan fokus rendah pada hubungan. Tidak perlu memuji pengikut pada setiap tugas, meski terus memuji kinerja yang luar biasa harus diberikan. Kita semua suka dipuji karena pekerjaan dilakukan dengan sangat baik, itu membuat kita merasa baik dan itu motivasional.
sumber : http://www.coconutshark.com/coconut-shark-blogs/leadership-telling-selling-participating-delegating.
Jumat, 02 Juni 2017
CIVIL LEAGUE
CIVIL LEAGUE
Jika membaca atau mendengar
kata relawan, hal pertama yang terlintas dalam benak sebagian besar kita
mungkin adalah orang-orang yang membantu saat terjadinya bencana, seperti
evakuasi korban ataupun membantu kebutuhan dasar mereka saat di barak
penampungan, tapi apakah relawan hanya hadir sebatas momen bencana saja?
Jikapun definisinya lebih luas dari itu, penjelasan apa yang sebenarnya bisa
digunakan untuk mengurai tuntas makna dari relawan?
Pada kesempatan kali ini
Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil (HMTS) Gunadarama mengadakan volunteer untuk
event Civil League. Untuk para
volunteer nya di wajibkan mahasiswa aktif jurusan teknik sipil Gunadarma dari
angkatan terbaru hingga angkatan teratas. Dalam acara ini volunteer dapat
memilih beberapa departeman untuk di tempati. Ada beberapa departemen dalam
acara Civil League ini. Acara,
Registrasi, K3, Danus, Perlap, dan Oprasional. Acara bagian yang bertugas untuk
mengkordinir jalannya acara ini supaya tetep berada dalam rencana. Registrasi
adalah bagian yang mengurus registrasi para pemain dari awal tanding hingga
final. K3 berkerja pada bagian kesehatan dan keselamatan. K3 sangat berperan
penting dalam berjalannya acara Civil
League, sebab K3 lah yang menjaga dan merawat para pemain saat pada saat jalan
nya permainan apabila terjadi cidera. Untuk pendanaan adalah bagian Danus.
Seksi ini bertugas mencari dana untuk berlangsungnya Civil League. Danus biasanya menacari dana dengan berdagang atau
menjadi penonton bayaran di stasiun TV swasta. Dan untuk Oprasional, merekalah
yang bertugas mencari lahan untuk berlanngsungnya acara ini dari mulai rapat
pematangan hingga di penghujung acara.
Acara Civil League ini berjalan
selama 5 hari. Untuk 3 hari pertama para panitia menyewa lapangan terdekat. Dan
untuk 2 hari selanjutnya para panitia menggunakan fasilitas lapangan kampus
dari perempat final hingga final. Acara Civil
League ini berhasil di menangkan oleh mahasiswa tingkat 2 kelas 2TA02.
Kelas mereka berhasil mengalahkan kelas SARMAG15 dengan skor akhir 6 – 4.Untuk
juara satu mendapatkan hadiah berupa piala dan uang tunai senilai Rp
1.000.000,00- . Dan untuk juara 2 mendapatkan piala dan uang tunai senilai Rp
750.000,00- .
CERITA DALAM VISUAL
CERITA DALAM VISUAL
Cinematography (dalam bahasa Indonesia dieja sinematografi)
adalah sebuah teknik gabungan dari seni dan teknologi dari fotografi,
melibatkan sejumlah skema dan pengaturan konfigurasi dalam pengambilan gambar
yang tepat. Cinematography emngintegrasikan banyak efek spesial untuk
menghasilkan sebuah karya yang diinginkan.
Dalam
perfilm-an contoh nya, Cinematography merupakan hal yang sangat penting
karena ini merupakan Teknik
Pengambilan Gambar. Film yang bagus bukan berdasarkan kamera yang bagus ,
tapi ditinjau dari Cinematography yang sangat detail. Kamera yang
bagus memang mempengaruhi hasil gambar, tetapi cinematography adalah bagaimana
kamu memacu kamera tersebut.
Pada
seminar kali ini yang di selenggarakan pada tanggal 16 April 2017 bertempat di
Universitas Mercu Buana, membahas tentang bagaimana cara membuat suatu film
yang sangat berkesan dan bernilai untuk para penonton dan juga crew pembuatnya,
karena membuat film itu sendiri di butuhkan kesabaran dan juga tenaga yang
extra agar dapat menghaslkan film yang berkesan
Dalam
seminar kali ini kita dapat belajar beberapa teknik pengambilan gambar yang
bagus tanpa harus menggunakan alat-alat yang berkualitas tinggi untuk
menghasilkan suatu film contohnya seperti penggantian kamera MD menjadi
menggunkan kamere DSLR, penggantian tripod
dengan benda-benda yang dapat seimbang lainnya contohnya seperti meja. Kita
dapat menggunkan meja untuk meletakan kamera sebab meja dapat berdiri dengan
seimbang.Penggantian reflektor dengan
kertas alumunium foil.Reflektor
sendir berfungsi untuk memantulkan cahaya ke muka aktris/aktor supaya wajah
mereka lebih cerah dan mudah terlijat di kamera dan juga untuk pemutih wajah.
Kita
bukan hanya belajar membuat film dengan menggunakan alat-alat yang sederhana,
tapi kita juga belajar beberapa ilmu dasar dalam pengambilan gambar.
Teknik dalam cinematography
tidaklah rumit ,dimulai dari :
1. Pergerakan kamera maju atau mundur
2. Pergerakan kamerea keatas atau kebawah
3. Jarak kamera dengan objek
4. Kestabilan kamera
5. Posisi pengambilan gambar
Cinematography dapat mengekspresikan berbagaimacam emosi. Di dalam film tanpa cinematography ,kita tidak akan tau keadaan cerita film tersebut. Jadi Cinematography sangatlah penting dalam pembuatan film .
INNOVATION of PUBLIC TRANSPORTATION SYSTEEM
INNOVATION of PUBLIC TRANSPORTATION SYSTEEM
Transportasi adalah perpindahan manusia
atau barang dari satu tempat ke tempat lainya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang
digerakkan oleh manusia atau mesin.
Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas
sehari-hari. Di negara maju, mereka biasanya menggunakan kereta bawah tanah (subway) dan taksi. Penduduk di sana jarang yang
mempunyai kendaraan pribadi karena mereka sebagian besar menggunakan angkutan
umum sebagai transportasi mereka. Transportasi sendiri dibagi 3 yaitu,
transportasi darat, laut, dan udara. Transportasi udara merupakan transportasi
yang membutuhkan banyak uang untuk memakainya. Selain karena memiliki teknologi
yang lebih canggih, transportasi udara merupakan alat transportasi tercepat
dibandingkan dengan alat transportasi lainnya.
Dalam deminar kali ini yang di selenggarakan pada tanggal 10 Januari
2017 bertempat di Universitas Gunadarma membahas tentang Sistem Transportasi Publik . Disini kita dapat belajar untuk
menjadi seoraang ahli sipil terutama di bidang transportasi bagaimana cara
mengatur suatu lalulintas terutama di Indonesia yang kebanyakan masyarakatnya
pengguna kendaraan pribadi terutama di kota besar seperti daerh JABODETABEK
Dalam pembahasan kali ini untuk meminimalisir jumlah kemacetan di daerah
JABODETABEK di butuh lebih armada angkutan darat. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika kita mempersiapkan
jenis kendaraan yang dibutuhkan. Yang perlu diketahui dan dipahami terlebih
dahulu adalah berapa besar volume pekerjaan dan di lingkungan atau daerah mana
kendaraan tersebut akan dipakai. Setelah itu kita akan memutuskan jenis
kendaraan apa yang akan dipakai dan membuat manajemen armadanya untuk
mengelola, mengukur, memantau dan mengendalikan kinerjanya.
Kondisi fisik jalan
serta lingkungan daerah di mana armada akan digunakan sangat mempengaruhi
komposisi jumlah dan jenis armada. Dalam hal-hal tertentu, terkadang pengaruh
legislatif atau peraturan juga dapat mempengaruhi, misalnya ada jalan-jalan
tertentu tidak bisa dilalui oleh truk besar sehingga terkadang beberapa
perusahaan memilih untuk menyewa kendaraan yang lebih kecil untuk mengirimkan
barang.
Laporan penggunaan
armada yang sederhana harus menyediakan data-data di bawah ini:
1. Nama sopir / pengemudi.
2. Nomor SIM sopir /
pengemudi.
3. Nomor/plat kendaraan.
4. Nama penumpang atau
barang/kargo yang diangkut.
5. Asal dan tempat tujuan
kendaran.
6. Tujuan perjalanan.
7. Tanda tangan penumpang
atau penerima barang/kargo.
8. Jarak tempuh.
9. Pemakaian bahan bakar.
10. Perawatan kendaraan.
11. Catatan penting lainnya.
Laporan penggunaan
armada ini harus dicek setiap hari atau paling sedikit seminggu sekali oleh
manajer armada atau pihak yang bertanggung jawab.
Rabu, 31 Mei 2017
KOMUNIKASI DAN PERAN UNTUK TEKNIK SIPIL
KOMUNIKASI DAN PERAN UNTUK TEKNIK SIPIL
A. Pengertian
Komunikasi Secara Etimologis
Komunikasi
secara etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin
communicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata communis Dalam kata
communis ini memiliki makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu
usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna. Jadi,
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari
satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan
atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada
bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat
dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu,
misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut
komunikasi nonverbal.
B. Pengertian
Komunikasi Secara Terminologis Menurut Para Ahli
Komunikasi
secara terminologis merujuk pada adanya proses penyampaian suatu pernyataan
oleh seseorang kepada orang lain. Jadi dalam pengertian ini yang terlibat dalam
komunikasi adalah manusia.
Karena itu merujuk
pada pengertian Ruben dan Steward(1998:16) mengenai komunikasi manusia yaitu:
Human communication is the process through which
individuals –in relationships, group, organizations and societies—respond to and
create messages to adapt to the environment and one another.
Bahwa komunikasi
manusia adalah proses yang melibatkan individu-individu dalam suatu hubungan,
kelompok, organisasi dan masyarakat yang merespon dan menciptakan pesan untuk
beradaptasi dengan lingkungan satu sama lain.
Untuk memahami pengertian komunikasi tersebut sehingga dapat dilancarkan secara efektif dalam Effendy(1994:10) bahwa para peminat komunikasi sering kali mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in Society. Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut:
Untuk memahami pengertian komunikasi tersebut sehingga dapat dilancarkan secara efektif dalam Effendy(1994:10) bahwa para peminat komunikasi sering kali mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in Society. Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut:
Who Says What In Which Channel To Whom With What
Effect?
Paradigma Lasswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu,yaitu:
1.
Komunikator (siapa yang mengatakan?)
2.
Pesan (mengatakan apa?)
3.
Media (melalui saluran/ channel/media apa?)
4.
Komunikan (kepada siapa?)
5.
Efek (dengan dampak/efek apa?).
Jadi berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, secara sederhana proses komunikasi adalah pihak komunikator membentuk (encode) pesan dan menyampaikannya melalui suatu saluran tertentu kepada pihak penerima yang menimbulkan efek tertentu.
C. Pendapat Lain Para
Ahli Tentang Komunikasi
Menurut
Onong Uchjana Effendy, Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh
seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau
perilaku, baik secara lisan (langsung) ataupun tidak langsung (melalui media).
Menurut Raymond Ross, Komunikasi adalah proses menyortir, memilih, dan pengiriman simbol-simbol sedemikian rupa agar membantu pendengar membangkitkan respons/ makna dari pemikiran yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh komunikator.
Menurut Gerald R. Miller, Komunikasi terjadi saat satu sumber menyampaikan pesan kepada penerima dengan niat sadar untuk memengaruhi perilaku mereka.
Menurut Everett M. Rogers, Komunikasi adalah proses suatu ide dialihkan dari satu sumber kepada satu atau banyak penerima dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.
Menurut Carl I. Hovland, Komunikasi adalah suatu proses yang memungkinkan seseorang menyampaikan rangsangan (biasanya dengan menggunakan lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain.
Menurut Raymond Ross, Komunikasi adalah proses menyortir, memilih, dan pengiriman simbol-simbol sedemikian rupa agar membantu pendengar membangkitkan respons/ makna dari pemikiran yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh komunikator.
Menurut Gerald R. Miller, Komunikasi terjadi saat satu sumber menyampaikan pesan kepada penerima dengan niat sadar untuk memengaruhi perilaku mereka.
Menurut Everett M. Rogers, Komunikasi adalah proses suatu ide dialihkan dari satu sumber kepada satu atau banyak penerima dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.
Menurut Carl I. Hovland, Komunikasi adalah suatu proses yang memungkinkan seseorang menyampaikan rangsangan (biasanya dengan menggunakan lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain.
D. Peran Komunikasi
Pada Teknik Sipil
Teknik sipil selalu
bergerak di bidang pembangunan. Analisa struktur, Hidrologi, Konstruksi Jalan, dan Manajemen Konstruksi adalah contoh bidang
pekerjaan yang terdapat pada Teknik Sipil. Bergerak dalam bidang pembangunan
bukan berarti Teknik Sipil tidak memntingkan peran komunikasi pada
organisasinya. Komunikasi juga sangat berperan penting dalam oraganisasi Teknik
Sipil supaya tidak terjadi miss communication di antara para anggotanya.
Berikut beberapa peran komunikasi pada Teknik Sipil
Tujuan dari manajemen
komunikasi proyek adalah untuk memastikan generasi, koleksi, sosialisasi,
penyimpanan, dan disposisi informasi proyek yang tepat waktu dan sesuai. Proses utama termasuk:
§ Perencanaan komunikasi
§ Distribusi informasi
§ Pelaporan kinerja
§ Pengelolaan stakeholder
Tips Cara Menghadapi
Konflik
Confrontation or problem-solving: hadapi
langsung
Compromise: dengan pendekatan memberi dan menerima
Smoothing: menekankan kesepakatan dan
mengabaikanperbedaa
Forcing: pendekatan win-lose
Withdrawal: menghindari potensi pertentangan