Pondasi Sarang Laba-Laba
Konstruksi Sarang Laba Laba (KSLL) ditemukan tahun 1976 oleh Ir. Ryantori dan Ir. Sutjipto. Keduanya alumni Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS). KSLL buah dari hasil diskusi selama 8 tahun dibawah bimbingan mentor tunggal Prof. Dr. Ir. Rooseno.
Awalnya Ir. Ryantori dan Ir. Sutjipto berpendapat bahwa KSLL yang mereka temukan adalah konstruksi komposit antara plat beton yang diperkuat rib-rib beton dibawahnya dengan tanah / pasir yang dipadatkan dengan sempurna di antara rib-rib.
Tetapi setelah didiskusikan selama kurang lebih 8 tahun dibawah bimbingan mentor tunggal mereka Prof. Dr. Ir. Rooseno mereka bertiga akhirnya sepakat bahwa KSLL memiliki kemampuan jauh di atas konstruksi komposit seperti anggapan pertama mereka.
Pondasi sistem KSLL merupakan pondasi bawah konvensional hasil kombinasi antara sistem pondasi pelat beton pipih menerus dan sistem perbaikan tanah. Kombinasi tersebut menghasilkan kerja sama timbal balik yang saling menguntungkan sehingga membentuk sebuah pondasi yang memiliki kekuatan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan sistem pondasi dangkal lainnya. Konstruksi tersebut dinamakan sarang laba-laba karena memang pembesian pelat pondasi di daerah kolom seperti jaring laba-laba dan di atas pondasi dipasang pelat yang siap dibangun.
nsinyur Soetjipto bersama Insinyur Ryantori menemukan teknik fondasi konstruksi sarang laba-laba dan sejak 2004 pemilik paten fondasi konstruksi sarang laba-laba adalah PT Katama Suryabumi, fondasi ini terbukti aman dari gempa dan telah terbukti pada gempa di NAD, Sumatera Barat, Bengkulu, Manokwari, dan daerah rawan gempa lainnya. Sehingga dalam jangka dua tahun (3 Desember 2007 hingga 1 Desember 2009) telah mendapat lima penghargaan salah satunya Penghargaan Upakarti dengan kategori Rintisan Teknologi sebagai Pondasi Ramah Gempa.
Pahun 2004, ketika gempa mengguncang Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Gempa yang disertai gelombang tsunami telah meluluhlantakkan daerah di sekitar pantai provinsi tersebut serta memakan banyak korban serta menghancurkan infrastruktur dan permukiman warga. Peristiwa seperti ini akan selalu menjadi kekhawatiran, mengingat kondisi geografis negara kita yang berada pada jalur gempa. Namun, di antara bangunan yang hancur tersebut sebanyak 107 bangunan dengan fondasi Konstruksi Sarang Laba-Laba (KSLL) tetap utuh, seperti Gedung Tera PLN Banda Aceh, SMK 3 Banda Aceh, dan Gedung Dinas Kesehatan di Pulau Simeuleu.
Konstruksi Sarang Laba Laba (KSLL) ditemukan tahun 1976 oleh Ir. Ryantori dan Ir. Sutjipto. Keduanya alumni Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS). KSLL buah dari hasil diskusi selama 8 tahun dibawah bimbingan mentor tunggal Prof. Dr. Ir. Rooseno.
Awalnya Ir. Ryantori dan Ir. Sutjipto berpendapat bahwa KSLL yang mereka temukan adalah konstruksi komposit antara plat beton yang diperkuat rib-rib beton dibawahnya dengan tanah / pasir yang dipadatkan dengan sempurna di antara rib-rib.
Tetapi setelah didiskusikan selama kurang lebih 8 tahun dibawah bimbingan mentor tunggal mereka Prof. Dr. Ir. Rooseno mereka bertiga akhirnya sepakat bahwa KSLL memiliki kemampuan jauh di atas konstruksi komposit seperti anggapan pertama mereka.
Denah konstruksi sarang laba-laba (sumber: http://www.konstruksilabalaba.com/) |
Pondasi sistem KSLL merupakan pondasi bawah konvensional hasil kombinasi antara sistem pondasi pelat beton pipih menerus dan sistem perbaikan tanah. Kombinasi tersebut menghasilkan kerja sama timbal balik yang saling menguntungkan sehingga membentuk sebuah pondasi yang memiliki kekuatan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan sistem pondasi dangkal lainnya. Konstruksi tersebut dinamakan sarang laba-laba karena memang pembesian pelat pondasi di daerah kolom seperti jaring laba-laba dan di atas pondasi dipasang pelat yang siap dibangun.
nsinyur Soetjipto bersama Insinyur Ryantori menemukan teknik fondasi konstruksi sarang laba-laba dan sejak 2004 pemilik paten fondasi konstruksi sarang laba-laba adalah PT Katama Suryabumi, fondasi ini terbukti aman dari gempa dan telah terbukti pada gempa di NAD, Sumatera Barat, Bengkulu, Manokwari, dan daerah rawan gempa lainnya. Sehingga dalam jangka dua tahun (3 Desember 2007 hingga 1 Desember 2009) telah mendapat lima penghargaan salah satunya Penghargaan Upakarti dengan kategori Rintisan Teknologi sebagai Pondasi Ramah Gempa.
Pondasi Sarang Laba-Laba (Sumber : Google.co.id) |
Pahun 2004, ketika gempa mengguncang Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Gempa yang disertai gelombang tsunami telah meluluhlantakkan daerah di sekitar pantai provinsi tersebut serta memakan banyak korban serta menghancurkan infrastruktur dan permukiman warga. Peristiwa seperti ini akan selalu menjadi kekhawatiran, mengingat kondisi geografis negara kita yang berada pada jalur gempa. Namun, di antara bangunan yang hancur tersebut sebanyak 107 bangunan dengan fondasi Konstruksi Sarang Laba-Laba (KSLL) tetap utuh, seperti Gedung Tera PLN Banda Aceh, SMK 3 Banda Aceh, dan Gedung Dinas Kesehatan di Pulau Simeuleu.
Keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan fondasi KSLL
Untuk bangunan bertingkat tanggung (2-8 lantai):
Rekor Dunia MURI
Untuk bangunan bertingkat tanggung (2-8 lantai):
- Seluruh luasan tapak bangunan akan terangkai menjadi satu kesatuan konstruksi bangunan bawah yang kokoh.
- KSLL menggantikan fungsi dari kurang lebih 15-20 jenis pekerjaan dari sub-structure / konstruksi bangunan bawah.
Rekor Dunia MURI
- Konstruksi Sarang Laba Laba adalah sistem fondasi pertama dan satu-satunya di dunia yang terbukti telah menyelamatkan bangunan-bangunan yang didukungnya pada gempa berkekuatan 9,1 SR dengan ratio keberhasilan 100 %.
- Pertama di dunia, Konstruksi Sarang Laba Laba adalah sistem konstruksi fondasi pertama di dunia yang mampu memaksa tanah untuk berfungsi struktur, tetapi massa tanahnya tidak menjadi beban dari struktur.