ABSTRAK
Di kalangan orang-orang teknik sipil atau arsitek, teknik
sosrobahu sudah
barang tentu akrab di telinga. Teknik Sosrobahu merupakan teknik konstruksi
yang digunakan terutama untuk memutar bahu lengan beton jalan layang. Dengan
teknik ini, lengan jalan layang diletakkan sejajar dengan jalan di bawahnya,
selanjutnya diputar 90 derajat sehingga pembangunannya tidak mengganggu arus
lalu lintas di jalanan di bawahnya. Penemunya adalah orang Indonesia, yakni Ir.
Tjokorda Raka Sukawati. Teknik Sosrobahu pertama kali diterapkan pada
pembangunan jalan tol yang menghubungkan Cawang dengan Tanjung Priuk. Meski presiden
(Soeharto) dan petinggi pemerintahan negeri ini waktu itu sudah menyaksikannya
dengan mata kepala sendiri, pada pemasangan ke-85 awal November 1989. Tetapi,
Direktur Jenderal Hak Cipta Paten dan Merek baru mengeluarkan patennya pada
1995. Tiga tahun lebih lama dibanding Jepang yang memberinya pada 1992. Teknik ini banyak diterapkan di jalan
layang, baik di Indonesia maupun di luar negeri, seperti Filipina, Malaysia,
Thailand dan Singapura.
KATA
PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah
memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita
nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT
atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehar fisik maupun akal
pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai
tugas akhir dari mata kuliah Hukum Acara Peradilan Agama dengan judul “Kanker
dan Pengobatannya”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta
kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari
pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak khususnya kepada guru Bahasa Indonesia kami Bapak Tanjun yang telah
membimbing kami dalam menulis makalah ini. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Depok, 5 November 2018
Claudio Pratama
1.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Pendahuluan
Keterbatasan pilihan dan keadaan biasanya mendorong seseorang
untuklebih berpikir dan bertindak kreatif. Hal itu juga sempat dialami oleh Ir.
TjokordaRaka Sukawati, yang mendapat tugas untuk memecahkan dilema
dalammembangun jalan tol di Jakarta, dimana keterbatasan lahan dan biaya
menjadikendala utamanya.Tidak dapat
dipungkiri, semakin berkembangnya suatu kota menjadi pusatekonomi dan bisnis di
suatu negara, seperti halnya kota Jakarta, menuntutketersediaan infrastruktur
sebagai penunjang aktivas industri. Salah satu aspekinfrastruktur yang harus
tersedia adalah Jalan, sebagai penunjang trasportasidalam jasa angkut
barang-barang untuk keperluan industri maupun
distrubusi produk-produk kepada konsumen.
1.2. 1.2. Latar belakang
Pada kala itu Jakarta sudah diwarnai kemacetan di
tahun 80-an, dan solusi yang tepat adalah membangun jalan laying, dan dalam
pembangunan harus tidak mengganggu jalan-jalan disekitarnya yang harus tetap
beroprasi, lagi-lagi tuntutan yang sebenarnya hampir tidak mungkin. Pada saat
itu yang mendapatkan order adalah PT. Hutama Karya untuk membangun
infrastruktur jalan by pass Ahmad Yani.
Kendala saat itu adalah tiang penyanggah bekesting yang harus didirikan sebelum
proses pengecoran memakai tiang gantung pun saat itu harganya sangat mahal,
kalau tiang konvensional akan menggangu lalulintas disekitar jalur hijau itu.
Setelah menanamkan (pier head)
berdiameter 4 meter selesai baru dipikirkan lengan (pier head) yang nantinya selebar 22 meter sebagai penyangga jalan
layang yang masing-masing pier head
akan bergerak 30 meter.
Kejadian saat adalah saat membangun jalur
Cawang-Tanjung Priok, disaat seperti ini Ir.Tjokro Raka Sukawati dituntut harus
mengcor tiang penyangga dan berikutnya baru mengecor lengan jalan searah jalur
hijau tempat tiang penyangga itu dicor dan harus memutarnya pada saat kering
dan dia harus memutar hasil coran yang seberat 480 ton.
1.3. 1.3. Rumusan masalah
Dari latar belakang tersebut dapat dirumuskan beberapa masalah yang akan
dibahas dalam penelitian ini, yaitu:
1.
Apa pengaruh metode Sosrobahu
pada industri pembangunan ?
2.
Metode seperti apa
yang dilakukan ?
3.
Bagaiaman prinsip
kerjanya ?
1.4. 1.4. Tujuan penelitian
1. Mengetahui
pengaruh dan dampak dari penggunaan metode sosrobahu dalam indutri pembangunan
Indonesia.
2. Mengetahui
metode yang dilakukan pada pada pelaksaan metode sosrobahu.
3. Mengetahui
prinsip kerja metode sosrobahu dalam industry pembangunan.
1.5. 1.5. Manfaat penelitian
Terdapat 2 manfaat pada penelitian Pengaruh Metode Sosrobahu Pada Industri
Pembangunan Infrastruktut, yaitu:
1.5.1. Manfaat
teoritis
Hasil dari penelitian ini dapat menjadi
landasan dalam pengembangan metode infrastruktu yang
ada di Indonesia. Selain itu juga menjadi sebuah nilai tambah
khasanah pengetahuan ilmiah dalam bidang infrastruktur pembangunan.
1.5.2.
Manfaat
praktis
1)
Menfurangi dampak kemacetan di jalan raya akibat
adanya suatu pembangunan infrastruktur.
2)
Mengurangi biaya pembangunan infrastruktur jalan raya
dengan menggunakan metode sosrobahu.
1.6. 1.6. Batasan
penelitian
Mengingat banyaknya
perkembangan yang bisa ditemukan dalam permasalahan ini, maka perlu adanya
batasan-batasan masalah yang jelas mengenai apa yang dibuat dan diselesaikan
dalam program ini. Adapun batasan-batasan masalah pada penelitian ini sebagai
berikut :
1.
Data metode Sosrobahu
hanya menggunakan gambar dan sedikit penjelasan dari beberapa website.
2.
Data lebih banyak
diambil dari tahun 80-an..
3.
Metode penelitian yang
digunakan adalah Deskriftif.
2.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. 2.1 Tinjauan
pustaka
Dalam suatu penetian diperlukan dukungan
hasil-hasil penetian yang telah ada sebelumnya yang berkiatan dengan penetian
tersebut.
Dari penelitian Kasmuri Wan (2014) telah
diketahuai bahwa penggunaan metode Sosrobahu sudah mulai diterapkan pada tahun
80-an. Dimana metode ini sangat membantu dalam industri pembangunan
infrastruktut jalan raya. Dan juga mampu meningkatkan kualitas metode
pembangunan infrastruktur di Indonesia.
Dengan demikian maka metode infrastruktur
yang sudah ada harus terus dikembangkan supaya pembangungan infrastruktur di
Indonesia dapat terus berkembang.
2.2. 2.2. Tinjauan
penelitian
Sehubungan dengan permasalahan penelitian
diatas, terdapat 4 (empat) tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini
adalah:
1.
Meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan public
dalam bidang infrastruktur.
2.
Mengoptimalkan dan memaksimalkan setiap metode
pada pembangunan infrastruktur.
3.
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1. 3.1. Landasan teori
Sosrobahu merupakan teknik konstruksi yang digunakan terutama untuk
memutar bahu lengan beton jalan layang dan ditemukan
oleh Tjokorda Raka Sukawati. Dengan teknik ini, lengan jalan layang diletakkan sejajar dengan jalan
di bawahnya, dan kemudian diputar 90° sehingga pembangunannya tidak mengganggu
arus lalu lintas di jalanan di bawahnya.
Teknik ini dianggap
sangat membantu dalam membuat jalan layang di kota-kota besar yang jelas
memiliki kendala yakni terbatasnya ruang kota yang diberikan, terutama saat
pengerjaan konstruksi serta kegiatan pembangunan infrastrukturnya tidak boleh
mengganggu kegiatan masyarakat kota khususnya arus lalu-lintas dan kendaraan
yang tidak mungkin dihentikan hanya karena alasan pembangunan jalan.
3.2. 3.2. Sejarah
Sosrobahu
Sejak 1980-an, lalu lintas di kota Jakarta
semakin padat karena panjang jalan tidak sebanding dengan jumlah kendaraan.
Untuk itulah diperlukan membangun jalan baru. Keterbatasan ruang kota
mengakibatkan pembangunan jalan-jalan baru dibuat di atas jalan yang sudah ada.
Jalan di atas jalan itulah yang disebut ‘jalan layang’ (fly over) sebagaimana juga dilakukan di berbagai kota besar di
dunia. Dalam pelaksanaannya di Jakarta, pembangunan jalan layang ini tidak
boleh menghambat atau mengganggukelancaran lalu lintasdi jalan yang sudah ada
di bawahnya. Untuk mengatasinya, Ir. Tjokorda Raka Sukawati menciptakan
teknologi Landasan putar Bebas Hambatan (LPBH) yang diberi nama Sosrobahu. Pada
pemasangan LPBH ke-85, awal November 1989, Presiden Soeharto ikut menyaksikannya
dan memberi nama teknologi itu Sosrobahu yang diambil dari nama tokoh cerita
sisipan Mahabarata. Sejak itu LPBH
terkenal sebagai Teknologi Sosrobahu.
Jalan layang yang pertama dibangun di Jakarta
adalah jalan layang di atas jalan bypass
antara Cawang dan Tanjun Priok sepanjang 15,6 km. Badan jalan layang itu
disangga dengan sejumlah lengan beton yang dipasang melintang di atas deretan
tiang beton (jarak antartiang 30 m). Untuk membuat lengan beton yang melintang
(sepanjang 22 m), diperlukan konstruksi perancah[1] yang
juga melintang. Sudah tentu akibatnya akan mengganggu lalu lintas dibawahnya.
Oleh sebab itu, lengan beton penyangga jalan tidak dibuat melintang terlebih
dahulu, melainkan sejajar dengan arah jalan dibawahnya. Setelah terbentuk,
barulah lengan beton tersebut diputar 90o, sehingga posisinya
melintang di atas tiang beton.
3.2.1. 3.2.1. Hampir tercuri
Bila ditelisik secara lebih mendalam, tentu saja terdapat
suatu keganjilan mengenai hak paten yang diberikan oleh Pemerintah Indonesia
terhadap karya Ir. Tjokorda tersebut. Sosrobahu sendiri telah menerima hak
paten dari pemerintah Jepang, Malaysia, dan Filipina. Dari Indonesia, Dirjen
Hak Cipta Paten dan Merek mengeluarkan patennya pada tahun 1995, sedangkan
Jepang memberikannya pada tahun 1992.[2]
Dengan kata lain pemerintah Indonesia memberikan hak paten tersebut, tiga tahun
lebih lama dibanding pemerintah Jepang. Dari situ terlihat bahwa betapa
rendahnya apresiasi atau penghargaan pemerintah Indonesia terhadap suatu karya dan
kemampuan yang dimiliki oleh putra-putri terbaik bangsa Indonesia itu sendiri.
Sementara Korea Selatan bersikeras ingin membeli hak paten Sosrobahu yang
dimiliki oleh Ir.Tjokorda.
Miris memang bila melihat keadaan tersebut,
dimana suatu penemuan yang membawa perubahan besar dalam sejarah pembangunan
infrastruktur jalan di Indonesia, justru berhasil menjadi tuan rumah di negara
lain, sementara hanya menjadi tamu di negeri sendiri. Meski kemudian akhirnya
mendapat pengakuan di negeri sendiri, namun rasanya picik, mengingat pembangunan
jalan tol yang menerapkan teknologi sosrobahu tersebut disaksikan langsung oleh
presiden Soeharto dan petinggi pemerintahan
negeri ini, pada pemasangan ke-85 awal November 1989.[3] Dari hal tersebut timbul sebuah
pertanyaan, mungkinkah pemerintah Indonesia akan mengapresiasi dan mematenkan
teknologi sosrobahu sebagai hasil penemuan putra bangsa dalam hal ini Ir.
Tjokorda jika tidak ada negara lain yang terlebih dahulu memberikan hak paten
tersebut.
3.3. 3.3. Metode
Sosrobahu
Metode Sosrobahu merupakan pilihan yang
tepat untuk para kontrakto, karena dengan metode ini pembangunan jalan layang
tidak akan mengganggu lalu lintas di sekililingnya. Jika menilik kebelakang,
Indonesia pernah menggunakan metode ini pada tahun 80an yang diciptakan
oleh Ir Tjokorda Raka Sukawati. Awal metode
ini tercipa yaitu ketika Insinyur tersebut dituntut untuk membangun jalan
layang dari Cawang ke Tanjung Priok dengan panjang 16,5 kilometer tanpa harus
menggangu arus lalu lintas disekitarnya.
Gambar 2.1
Sumber
gambar : www.tekno.akurat.com
Gambar di atas merupakan pembangunan
menggunakan metode Sosrobahu untuk mengurangi kemacetan yang terjadi. Pembuatan
dimulai dengan membuat tiang penyanggah utama yang harus berdiri dengan sejajar
dan kokoh. Pembuatan tiang penyangga menggunakan tiang pancang agar pondasi
lebih kokoh saat menopang beban diatasnya dan juga agar mendapatkan daya dukung
tanah yang keras.
3.4. 3.4. Prinsip
kerja Sosrobahu
Pada tiang penyangga yang
telah dibuat sebelumnya dilakukan pemasangan dan pembesian lengan beton untuk
membuat lengan yang bisa menopang dari precast box girder. Setelah pemasangan
dan pengecoran sempurna maka secara perlahan minyak di pompa hidrolik dengan
titik tekan 78 km/cm2 untuk membantu proses pemutaran pada lengan beton
tersebut. Penggunaan minyak sangat penting dilakukan akan pada saat pemutaran
tidak ada gesekan yang berlebih yang menyebabkan tiang menjadi retak karena
paksaan dari pemutaran.
Metode ini banyak digunakan
oleh kontraktor di Negara lain untuk pembangunan, salah satunya adalah Amerika
Serikat yang mengikutin metode ini untuk membangun jembatan Seattle. Beberapa
Negara selain Amerika yang juga pernah menggunakan metode ini yaitu Negara
Filiphina, Malaysia, Thailand dan Singapura.
Gambar 2.2
Sumber gambar : www.dams-civilengineering.blogspot.com
Jika jalan layang sudah jadi
maka tahap selanjutnya adalah melakukan load test untuk menganalisa maksimum
beban yang diterima oleh jalan atau jembatan layang. Selain itu, untuk menjaga
agar jalan layang tetap stabil dan terawat dengan baik maka bisa dilakukan
Structural Health Monitoring System (SHMS), sehingga jika terjadi suatu masalah
seperti keretakan, jalan berlubang dan lainnya bisa langsung ditangani sebelum
menimbulkan masalah yang lebih besar lagi.
PT Testindo sebagai perusahaan
control dan monitoring system menyediakan Jasa Load Test dan Structural Health Monitoring System (SHMS) yang didukung dengan tenaga ahli dan berpengalaman serta peralatan
pengujian yang memadai. Info pemesanan silakan hubungi kami di nomor telpon
yang tertera di samping website ini atau bicara langsung melalui fitur chating
online yang ada di pojok bawah website ini.
4.
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1.
Metode penelitian
Penelitian ini
menggunakan metode Deskriftif. Metode ini memiliki sebuah tujuan untuk bisa mengumpulkan data
secara detail, mendalam dan juga actual. Di dalam sebuah penelitian biasanya
akan di jelaskan mengenai gejala-gejala yang sudah ada misalnya tentang masalah
serta meneliti kondisi yang tetap berlaku. Penelitian ini juga menjadikan
perbandingan tentang apa yang bisa di lakukan untuk menentukan sebuah solusi
dalam menghadapi sebuah permasalahan.
Sehingga di saat memakai metode
penelitia ini, maka artinya penelitian mempunyai sebuah tujuan penelitian untuk
bisa menggambarkan secara sistematis dari suatu fakta khusus secara teliti dan
juga actual. Selain itu, metode ini bukan sekedar memaparkan analisan tetapi
juga di padukan dengan klasifikasi serta organisasi.
Bisa di simpulkan jika
penelitian deskriptif ini adalah sebuah metode penelitian yang mencari dan
menentukan sebuah ilmu pengetahuan yang mana sesuai dengan penemuan yang sesuai
fakta di lapangan. Sehingga pada saat praktiknya, metode ini akan jauh lebih
menekan pada observasi lapangan dalam kondisi yang alami.
4.2.
Data penelitian
Penelitian ilmiah adalah rangkaian pengamatan yang sambung menyambung,
berakumulasi dan melahirkan teori-teori yang mampu menjelaskan dan
meramalkan fenomena-fenomena.
Penelitian ilmiah sering diasosiasikan dengan metode ilmiah sebagai tata cara sistimatis yang
digunakan untuk melakukan penelitian.
Adapun data yang digunakan pada
penelitian ini yaitu data sekunder, yaitu Data pendukung yang sifatnya memperkuat hasil
analisis. Data sekunder diperoleh melalui penelitian kepustakaan pada
sumber-sumber yang terkait dengan objek penelitian.
4.3.
Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian
ini akan dilakukan di Perumahan Puri Nirwana 1 area Cibinong Jl Raya
Cikaret no 66, Bogor. Penelitian ini direncanakan dari bulan 31 Oktober 2018
sampai dengan 7 November 2018.
4.4.
Alat yang digunakan
Adapun beberapa alat yang digunakan untuk
menunjang penelitian ini selama dalam proses, yaitu :
1.
Laptop
2.
Modem
3.
Buku Pedoman Teknik Sipil
4.5.
Metode pengumpulan data
Teknik pengumpulan dana yang dilakukan peneliti adalah:
1.
Referensi jurnal
Memcari beberapa jurnal yang berkaitan dengan
pembahasan yang kemudia akan diambil data dari jurnal tersebut.
2.
Pencarian memlalui website
Pencarian data dilakukan melalui website untuk
memperkuat fakta dan data dari
penelitian.
5. BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
Dari data-data yang sudah didapat mengenai
metode sosrobahu, maka dapat disimpulkan perubahan-perubahan yang terjadi
didalam infrastruktur pembangunan, yaitu:
1.
Mengurangi tingkat kemacetan pada saat
pelaksaanan.
2.
Menekan anggaran biaya yang dikeluarkan pada
saat proses pembangunan
3.
Meningkat kualitas infrastruktur pembangunan
dalam lingkup internasional
5.2.
Saran
Menurut saya, masih banyak hal-hal di
Indonesia yang perlu diperbaiki demi menyambut era globalisasi dalam aspek
pembangunan. Bidang-bidang dasar seperti politik, ekonomi, sosial & budaya,
serta hukum harus banyak mengalami perubahan mengarah kepada yang lebih baik.
Globalisasi tidak bisa kita hindari, tetapi
kita perlu untuk tetap menanamkan pengamalan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945
demi terciptanya Indonesia yang lebih maju namun tetap mempertahankan ciri
ke-Indonesia-an-nya. Saya yakin meskipun secanggih-canggihnya perubahan zaman
nanti, apabila kita tetap berpegang teguh terhadap kedua pedoman tersebut, maka
kehidupan negara ini akan menjadi semakin baik kedepannya, amin.
DAFTAR PUSTAKA
·
“Sosrobahu.” Wikipedia. 28 Juni 2018. Web. 5 November
2018. https://id.wikipedia.org/wiki/Sosrobahu.
·
“Metode
Konstruksiuntuk yang tepat agar pembangunan jalan layang tidak memperparah kemacetan.” Testindo. 2018. Web. 5 November
2018.http://www.testindo.com/article/322/metode-konstruksi-sosrobahu-untuk-mengurangi-kemacetan.
·
“Sosrobahu,
mendunia dan tamu di Indonesia.” One Kasmuri. 2018. Web. 5 November
2018.https://www.academia.edu/8451672/Artikel_Sosrobahu
·
“Mengenal
teknik Sosrobahu dari Indonesia.” anehdidunia. 13
September 2013. Web. 5 November
2018.https://www.anehdidunia.com/2012/09/mengenal-penemu-tehnik-sosrobahu-dari.html.
·
“Jalan
layang Sosrobahu.” dewifatimahblog. 17 April
2016. Web. 5 November
2018.https://dewifatimahblog.wordpress.com/category/civil-engineering/